Kamis, 10 Juli 2014

MEMBUAT PELLET IKAN SENDIRI

PENYEMPURNAAN PAKAN SGRA TERBIT 2015 Bacaan Pebudidaya Ikan
Juni - 2009
Oleh : Suharto, SP
i
KATA PENGANTAR

Buku ini dimaksudkan sebagai bahan bacaan penyuluh dan kelompok tani ikan dilapang agar memahami, melaksanakan sistem pertanian organik dan beternak Cacing tanah serta trampil membuat Pellet sebagai bahan makanan alternatif dalam usaha budidaya ikan

sumber :
Dinas Perikanan Propinsi DKI Jakarta,
Artikel Diskusi Pertanian Organik,
Data Pengalaman dilapang

Semoga buku ini dapat bermamfaat bagi kita semua.
Penyusun :

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang kegiatan usaha yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia dan alam, sebab secara hirarkhi diekosistem beberapa komponen kehidupan membentuk mata rantai yang saling mempengaruhi, terputusnya salah satu mata rantai tersebut akan mengakibatkan atau berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup yang lain sehingga harus dilestarikan.Dengan melihat gejala perilaku manusia sebagai komponen yang paling aktif mengadakan eksplorasi, pembudidayaan, perubahan, pengguna (konsumsi) dan lain-lain untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat telah menimbulkan gejala yang mengarah pada kerusakan pencemaran lingkungan dan produk perikanan. Ironisnya pengguna bahan kimia dan bahan an-organik lainya yang sulit dirombak dan sekaligus merupakan bahan pencemar itu merupakan hasil karya para ahli yang mengharapkan dapat menjawab tantangan kebutuhan hidup masyarakat, misalnya untuk meningkatkan hasil suatu produk perikanan / pertanian dalam proses budidaya tanaman menggunakan pestisida untuk pengendalian organisme pengganggu (OP), obat pemusnah kerang-kerangan , penggunaan pupuk anorganik yang mudah didapat dan mudah aplikasinya sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan makanan alami planton dan zoplanton,bentos. Di pertanian pemberian auxin sehingga pertumhuhan dapat optimal.zat pengatur tumbuh untuk merangsang pembelahan sel atau meningkatkan aktifitas
Hasil yang diperoleh dari usahatani demikian apabila diperhatikan sekilas memang bagus, baik kualitas maupun kuantitasnya, tetapi jika kita teliti lebih detail, ternyata dibalik keherhasilan tersebut terdapat suatu kerugian yang tidak kalah besarnya, yaitu adanya ketidak setabilan / pencemaran lingkungan dan produk perikanan maupun sector pertanian , pemutusan mata rantai kehidupan dan efek-efek negatif lainnya yang akan sangat terasa bila sudah berjalan beberapa waktu lamanya. Efek residu dari penggunaan pestisida antara lain dapat mencemari tanah disertai matinya beberapa organisme perombak tanah, mematikan serangga dan binatang lain yang mungkin sebenarnya binatang tersebut dapat bermanfaat bagi kita sehingga terputusnya rantai makanan bagi hewan pemakan serangga hama. Dari hal ter sebut yang tidak kalah menariknya untuk kita renungkan adalah bahan aktif pestisida yang tertinggal pada makanan yang akan dikonsurnsi dapat meracuni kita dan akan terakumulasi di dalam tubuh, maka tidak heran banyak gejala penyakit yang salah satu penyebabnya adalah bahan kimia tersebut, misalnya kanker, radang, penyakit kulit dan lain-lain bahkan ada yang teracuni langsung, yaitu orang mengkonsumsi ikan / dalam pertanian komponen tanaman (buah, daun, bunga, umbi dan lain-lain) yang jelas-jelas masih mengandung pestisida. Efek negatif yang berkepanjangan pada suatu area pertanian dalam hal ini Perikanan akan menurunkan produktifitas lahan itu sendiri. Dengan demikian tujuan yang semula untuk memak simalisasi produktivitas lahan usaha justru terbalik, bahkan akan menjadikan bumerang bagi kita. Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor perikanan mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan. Salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan yang sudah kita dengar adalah pertanian organic. Yang tentunya termasuk perikanan didalamnya.

1.2 Pengertian Pertanian Organik
Kegiatan usahatani secara menyeluruh dari proses produksi sampai proses pengolahan hasil yang dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia sintetis dan rekayasa genetic sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergizi.

Dalam arti. Pertanian Organik merupakan suatu tekhnologi budidaya Perikanan atau tanaman yang pada penerapannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan, agar tidak terjadi perubahan ekosistem secara drastis sehingga tidak menggangu dan memutuskan mata rantai makhluk hidup.

1.3 Tujuan
Tujuan utama, antara lain :
• Menghasilkan pangan berkualitas tinggi yang bebas residu bahan pengawet, residu pupuk kimia organik sistetik, dan bahan kimia lainnya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat
• Melindungi dan melestarikan keragaman hayati agar dapat berfungsi secara alami dalam mempertahankan interaksi di ekosistem Perairan /Perikanan sesuai sistem alami

• Memasyarakatkan kembali untuk mempertahankan budidaya dan meningkatkan produktivitas lahan guna menunjang system usahatani yang berkelanjutan
• Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan sarana produksi dari luar yang harganya mahal dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga petani dapat memperhitungkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan Perikanan dan pengolahannya
• Mendorong meningkatnya siklus biologi dalam sistem usahatani dengan melibatkan tanah, tanaman, ternak, flora dan fauna dalam ekosistem.

Berdasarkan hal diatas dalam perjalanan usaha budidaya ikan kedepan diharapkan mempunyai produk yang unggul/menjamin dari segala bidang exp. Lingkungan dan kesehatan. Dalam bidang Perikanan Darat sebagai alternative untuk meringankan biaya usaha dan ramah lingkungan antara lain : budidaya cacing sebagai pakan ikan

2. BUDIDAYA CACING TANAH

2.1 Habitat Cacing Tanah
1. 15 °, 25 - suhu optimal untuk suhu darjah pada musim sejuk,plastik kanopi atau jerami sebagai penutup, penutup kedap suhu panas amat penting disediakan dengan baik. Pada pertengahan taun cacing amat cepat membiak.
2. Basah dan kering: kelembaban pada tubuh cacing sebanyak 80%, kandungan air sebanyak 60% menjadi 80% (dengan tangan, menitiskan air dengan jari), sehingga berkembang membiak di tempat tidur mengandungi kelembaban sebanyak 60%. Ini adalah penting untuk dilakukan setiap hari atau 1-2 hari.
3. Cahaya dan kegelapan: habitat cacing tanah kebiasaannya, harus mempunyai jerami, lembap dan basah dan sedikit gelap, hanya mempunyai sedikit cahaya.
4. Tanah amat baik untuk pertumbuhan cacing tanah, pengalaman kami cukup selama untuk mencari tanah yang mempunyai banyak cacing tanah dan sesuai untuk pembiakan cacing tanah. Setelah sekian lama mencari, kami telah menemui lapisan tanah yang mempunyai banyak cacing tanah, tetapi hanya sedikit jumlahnya, ini adalah kerana disebabkan kurangnya udara dalam pembiakan cacing tanah. Ini akan membawa kerugian.
2.2 Cara Pemeliharaan
1. Pemeliharaan memerlukan Media kompos, dan bahan-bahan lain seperti nampak pada gambar, kompos merupakan satu diantara bahan yang paling mutlak diperlukan dalam memelihara cacing tanah sesuai dengan namanya cacing tanah dimana kehidupannya ditanah, cara yang terbaik menjaga cacing tanah tanpa investasi besar gunakan peralatan seperti penapaian kuda, papan atau bak-bak tempat mencuci.


SALAH SATU BAHAN PELLET YANG MEMPUNYAI KADAR PROTEIN TINNGGI adalah CACING TANAH



Limbah dari hasil pembuangan cacing sangat bagus untuk pupuk tanaman mengandung unsur hara yang banyak dibutuhkan oleh tanaman utamanya tanaman hias

2.3 Pemeliharaan Dan Pembiakan Cacing Tanah
1. Kadar menetas: rata-rata kadar menetas vermis muda seperti 5-8 dan 12, namun sebagian besar sepenuhnya vermis dewasa umumnya hanya 3-4. Waktu yang ditetapkan untuk berbagai suhu inkubator,
-15 dan 25% dari suhu dan kelembaban 30 30 50 70 90
-kadar menetas (95,6 80%) 89,3 84,6 11,7 57. 89
2. Tahap pertumbuhan: berat vermis muda meningkat dengan perlahan, pertumbuhan dan tempoh kematangan hanya pada satu bulan, itu adalah yang paling cepat dalam pembiakan cacing tanah. Pada Waktu ini dapat memperoleh hasil yang tinggi. Sebagai tambahan, kecepatan pembiakan cacing tanah dan makanan amat rapat .
2.4 Makanan Dan Pengurusan
1. Pemberian makanan yang tepat waktu pada cacing tanah, adalah penting untuk memastikan cacing tanah mendapat sumber makanan yang cukup bagi mempercepatkan perkembangan.
2. Suhu untuk pembiakan cacing tanah: suhu optimal 15-25 °c. Menggunakan bahan-bahan yg sesuai ketika musim sejuk, gunakan jerami, menambahkan plastik, keadaan dalam kelembapan, sentiasa menjaga kebersihan dan udara yang segar. Penjagaan tanah bagi cacing tanah adalah untuk melindungi, mencegah hemangioblastomas dari cacing tanah yang disebabkan oleh penurunan populasi perkembangan alam semula jadi.
3. Dan yang terbaik untuk bahan dari kotoran lembu, najis kuda, dan jerami
4. Cara yang terbaik bagi penempatan cahaya bagi cacing tanah adalah penggalian tanah yang cukup lembap, tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, maka cacing tanah akan berkembang biak.




3. Pakan Ikan Alternatif dari Bahan Cacing Tanah (Lubricus Rubellus)
Cacing tanah merupakan hewan yang berpotensi menjadi bahan makanan. Sumber protein tinggi. Budidaya cacing tanah relatif mudah, efisien dan murah, dimana untuk membudidayakan cacing ini hanya dibutuhkan suatu media berupa kompos (dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menguraikan sarnpah organik).

3.1 Kotak untuk pemeliharaan cacing
Sisa dan media ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman, karena penguraian sampah organik oleh cacing tanah banyak menghasilkan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Bekaitan dengan potensi cacing tanah sebagai bahan makanan sumber protein tinggi,

Pemanfaatannya cacing tanah sangat beragam seperti:
* a. Untuk bahan campuran kosmetika.
* b. Sebagai makanan suplemen kesehatan.
* c. Bahan obat-obatan terutamayang menyangkut dengan anti biotik.
* d. Sebagai pakan ternak.
Komposisi nutrisi Lumbricus rubelius adalah sebagai berikut:
* Protein Kasar : 60 - 72%
* Lemak : 7 - 10%
* Abu : 8 - 10%
* Energi :900 - 4100 kalori/gram


Dengan memperhatikan komposisi nutrisinya, maka di dunia perikanan, cacing tanah ini berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan ransum makanan ikan.Cacing segar siap untuk dipanen Cacing segar siap untuk dipanen Seperti diketahui bahwa untuk pertumbuhan ikan, sangat ditentukan oleh kandungan protein dalam makanannya. Mengingat kandungan protein cacing yang cukup tinggi (lebih tinggi dari ikan dan daging) serta komposisi asam amino esensial yang lengkap sehingga, dapat diperkirakan bila cacing tanah ini dapat dimakan oleh ikan akan diapat memacu pertumbuhan dan menghasilkan ikanyang sehat serta tahan terhadap serangan penyakit.Adonan cacing yang siap digiling Adonan cacing yang siap digiling
Peralatan yang digunakan adalah:

* Alat Penggiling Tepung
* Alat Penggiling Daging
* Baskom
Adonan cacing yang siap dipotong-potong Untuk membuat tepung cacing, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Bahan:
* a. Tepung Cacing : 41%
* b. Telur ayam : 20%
* c. Terigu : 14%
* d. Dedak : 18 %
* e. Kanji :1%


* 1. Cacing segar dipisahkan dari medianya.
* 2. Cacing segar ini di cuci/bilas dengan air berslh, lalu ditimbang.
* 3. Cacing segar dijemur oleh panas matahari di atas seng dalam 24
jam (suhu udara 32 - 35 derajat celcius).
*4. Cacing yang sudah kering kemdian dibuat menjadi tepung
dengan menggunakan penggiling tepung.
* 5. Tepung cacing ditimbang dan siap untuk digunakan.


3.2 Untuk menjadikan pelet,
Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah kuning telur ayam yang telah direbus, tepung kanji, terigu, dedak, tepung cacing, masing-masing ditimbang sesuai dengan analisis bahan. Langkah-langkah pembuatannya sebagai
berikut :

* Semua bahan dicampur dan diaduk menjadi satu.
* Tambahkan air hangat secukupnya hingga adonan menjadi cukup
kenyal. Penggunaan air harap diperhatikan seminim mungkin
penggunaannya.
• Setelah adonan terbentuk selanjutnya dicetak dengan mesin
penggiling daging sehingga menghasilkan pelet basah yang
panjangnya seperti mie.
* Pelet basah tersebut dipotong per 0,5 cm membentuk butiran-
butiran.


* Setelah itu pelet dijemur di panas matahari seharian.
* Kemudian pelet ditimbang dan siap digunakan

Untuk memperoleh pelet dengan kandungan protein 35%, maka susunan ransumnya
adalah:
Jenis Bahan (% Berat)
Tepung Cacing 47, Telur Ayam 20
Terigu 14, Dedak 18, Kanji 1



PRAKTEK MEMBUAT PELLET
Doc. KEC. TAMANAN


Kesimpulan :

Permasalahan pokok yang kita hadapi dalam pengeloaan sumber daya lahan untuk dapat meningkatkan produk, kualitas dan taraf hidup masyarakat petani adalah dengan memamfaatkan sumber daya lahan secara efisien dan lestari sehingga tidak merubah atau merusak lingkungan.


Meningkatnya produk dengan pemberian makanan anternatif dapat menekan biaya produksi tinggi menjadi lebih rendah sehingga petani lebih besar penghasilannya dan tidak bermasalah dengan stok pakan disamping Petani mudah memasarkan produk karena hasilnya aman sehat serta berkualitas .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar