Jumat, 18 September 2009

OPTIMALISASI PEMAMFAATAN LAHAN

i

KATA PENGANTAR

Buku Optimalisasi Pemamfaatan lahan Pekarangan dimaksudkan sebagai bahan bacaan rekan-rekan penyuluh dan kelompok tani ikan dilapang untuk membuka karakteristik pemamfaatan perkembangan Pembangunan Perikanan berbasis kerakyatan dan ramah lingkungan dalam rangka peningkatan pendapatan petani.

. Buku ini merupakan hasil paduan dari pemamfaatan lahan pekarangan yang diterbitkan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bantul, dan telah disempurnakan sesuai percobaan Dinas Perikanan Tahun 1999 dan tahun 2001 atau pengalaman dilapang wilayah Kabupaten Bondowoso.

Semoga Buku ini dapat bermamfaat dan menjadi panduan bagi kita semua yang membaca, dan untuk melengkapi buku ini, kami mengharapkan masukan dari pembaca berupa saran, kritik, atau pengalaman mengenai alternatif pemamfaatan lahan pekarangan




Penyusun


OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN
UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR
KHUSUSNYA PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA
UDANG GALAH
SKALA RUMAH TANGGA






Oleh








Paduan dari


1.

1. DASAR PEMIKIRAN
Budidaya perikanan memiliki potensi dan peluang usaha menjanjikan keuntungan, selain finansial juga berdampak terhadap pembangunan daerah cukup besar, antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi di daerah sentra produksi.
2. Penyerapan tenaga kerja
3. Pendapatan Daerah seperti PAD dan devisa negara dapat meningkat
4. Pemanfaatan lahan dapat maksimal
5. Memacu perkembangan sektor lain seperti perkembangan pemukiman
penduduk dan Pariwisata
6. Dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya

Namun demikian perlu penanganan yang serius dari PEMERINTAH, dukungan PERBANKAN dan Pelaku perikanan (Pembudidaya ikan: Inti dan plasma)

2. PELUANG PENGEMBANGAN
1. Budidaya udang galah saat ini memiliki prospek peluang
menguntungkan untuk dikembangkan
2. Untuk memenuhi kebutuhan local khususnya di Daerah Kabupaten
Bondowoso masih kekurangan, baik jumlah, ukuran dan
kontinyulitasnya.
3. Permintaan ekspor belum mampu dipenuhi, karena ketersediaan udang
galah yang diperoleh dari alam sudah sedikit dan hasil budidaya
jumlahnya masih sangat terbatas.
2

4. Tehnik budidaya udang galah, sederhana dan mudah dilaksanakan oleh
masyarakat luas, baik dikolam pekarangan, maupun di kolam sawah.
5. Margin keuntungan hasil budidaya udang galah masih lumayan jika
Dibandingkan dengan keuntungan dari hasil budidaya ikan air tawar
yang lain seperti: lele, gurame, nila, mas, dan Tawes.
6. Potensi Sumberdaya alam untuk ketersediaan lahan pengembangan di
negara Indonesia terbentang sangat luas

3. PERMASALAHAN UMUM YANG ADA DI MASYARAKAT
PEMBUDIDAYA IKAN
1. Penguasaan dan aplikasi tehnologi budidaya oleh masyarakat
pembudidaya ikan masih lemah
2. Inovasi atau Proses alih tehnologi lambat
3. SDM trampil terbatas
4. Ketersediaan benih/ikan konsumsi disuatu wilayah pada umunya masih
banyak yang didatangkan dari luar daerah, akibatnya biaya transport
dan mortalitas selama pengangkutan menambah beban cost produksi
5. Harga pakan pabrik dipasaran relatif mahal dan cenderung naik hingga
tak seimbang dengan pendapatan petani (+ 60 % beban biaya produksi
adalah pembelian pakan)
6. Pengelolaan usaha budidaya perikanan oleh petani kebanyakan masih
tradisional dan bersifat sambilan
7. Pemasaran hasil produksi masih sering mengalami kesulitan karena
pada umumnya belum terbentuk jaringan pasar yang jelas

3

8. Pengembangan budidaya perikanan budidaya air tawar pada umumnya
belum terkonsentrasi, mengakibatkan beberapa kesulitan: tranfer
tehnologi, penanganan pasca panen, dan pemasaran

4. V I S I
Memasyarakatkan budidaya udang galah untuk memberdayakan ekonomi rakyat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan (lahan sawah, lahan marginal atau lahan pekarangan).

5. TUJUAN
1. Memberdayakan lahan Sawah, lahan marginal atau lahan pekarangan, sekaligus menciptakan model pengembangan untuk meningkatkan pendapatan rakyat dengan berbudidaya ikan/udang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

2. Meningkatkan komoditas perikanan kualitas ekspor, baik penyediaan benih dan konsumsi

3. Mendukung pengembangan wisata mina dengan kegiatan: Pusat jajan serba ikan, pemancingan dan wisata air

4. Mendukung pengembangan kegiatan pertanian terpadu

5. Mengajak kelompok pembudidaya ikan/udang ketingkat usaha yang professional dan berbadan hukum (minimal tergabung dalam koperasi)
4.

6. TAHAP PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA AIR
TAWAR (UDANG GALAH)
Untuk mendukung pengembangan budidaya perikanan air tawar berkualitas ekspor, beberpa hal yang perlu ditempuh adalah:
1. Menentukan lokasi disetiap wilayah/daerah yang berpotensi perikanan sebagai sentral untuk kegiatan budidaya air tawar: ikan, udang (Tugas Pemerintah)
2. Mempromosikan kepada investor untuk menanamkan modalnya sekaligus sebagai inti pengembangan budidaya air tawar. Dan memberdayakan kelompok masyarakat setempat untuk dididik/dilatih sebagai plasma pembudidaya ikan/udang air tawar (Tugas Pemerintah)
3. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana budidaya air tawar, guna mencukupi kebutuhan benih dan ikan/udang konsumsi dalam rangka memenuhi pasar lokal, luar daerah maupun ekspor (Tugas Pemerintah dan Investor)
4. Membentuk pola kerjasama antara Perbankan, Swasta sebagai perusahaan inti, dan Koperasi kelompok masyarakat pembudidaya ikan/udang sebagai plasma.
5. Membentuk jaringan pemasaran baik dalam maupun luar negeri dengan
MOU (Tugas Pemerintah dan Investor)
6. Mengupayakan Penyediaan Benih ikan/udang dan pakan murah bagi
pembudidaya ikan/udang (Tugas Pemerintah dan Investor)
7. Penyediaan Unit Pelayanan Kesehatan Ikan
a. Panti kesehatan ikan yang bertempat di daerah Sentra produksi
b. Unit kesehatan ikan keliling (Tugas Pemerintah dan Investor)
5

7. POLA KERJASAMA INTI PLASMA
Pengembangan Usaha Budidaya Udang Galah Pola Inti Plasma, antara lain melibatkan 4 pihak Perusahaan Inti, Pembudidaya ikan/udang sebagai plasma, Koperasi Kelompok Pembudidaya ikan/udang, dan Bank pemberi kredit. Masing-masing pihak memiliki peran yang sesuai dengan
bidangnya sebagai berikut :
a. Pembudidaya Plasma
1. Mengelola kolam yang telah dipersiapkan oleh perusahaan inti dengan
dana dari Bank/Pemerintah
2. Membeli benih udang dari perusahaan inti dan membeli pakan dari
Koperasi
3. Menebar dan memanen udang galah secara berkelompok.
4. Mengelola kolam mengikuti petunjuk dari konsultan perusahaan inti.
5. Hasil panen dari pembudidaya dijual kepada perusahaan inti pada tingkat harga yang wajar sesuai dengan harga pasar yang disepakati. Hasil penjualan, setelah dikurangi dengan pinjaman modal (Investasi dan modal kerja) menjadi penerimaan pembudidaya. Sisa hasil penerimaan sebaiknya disisihkan untuk ditabung sebagai dana pengembangan kolam (usaha)
6. Membayar kewajiban angsuran hutang dan bunga kepada Bank
melalui Koperasi.
b. Perusahaan Inti
1. Melakukan seleksi yang ketat terhadap calon pembudidaya plasma
2. Melaksanakan pelatihan terhadap calon pembudidaya yang terpilih
3. Menyediakan bibit udang yang berkualitas tinggi
6

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap jalanya produksi
5. Menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman dalam budidaya
ikan/udang
6. Membeli seluruh hasil produksi ikan/udang dari pembudidaya plasma
7. Membangun dan menyediakan sarana pendukung dan sosial lainnya
8. Membantu mencari dana pinjaman dari Bank untu operasional
Pembudidaya Plasma
9. Mencari pembudidaya baru/pengganti jika pembudidaya plasma
mengundurkan diri dari kegiatan budidaya ikan/udang sebelum
pinjamannya lunas terbayar.
c. Koperasi
1. Mengusahakan saprodi/bahan kebutuhan pokok dan menyalurkannya
bagi pembudidaya plasma
2. Bersama dengan perusahaan inti mengawasi pengelolaan pembudidaya
plasma
3. Mengatministrasikan pinjaman pembudidaya plasma
4. Bersama dengan perusahaan inti mengawasi dan mengelola pelaksanaan
produksi, panen dan penjualan hasil produksi ikan/udang kepada
Perusahaan Inti
5. Menangkap dan menyalurkan aspirasi pembudidaya plasma kepada
perusahaan inti
d. Bank/Pemerintah
Berdasarkan kelayakan usaha dalam kerjasama Pola Inti – Plasma,
diharapkan

7

Bank/Pemerintah dapat melibatkan diri untuk memberikan kredit kepada pembudidaya ikan/udang, Koperasi dan Perusahaan Inti, baik kredit investasi maupun kredit modal kerja.

Dalam mengadakan evaluasi, disamping pengamatan terhadap kelyakan aspek teknis budidaya ikan/udang dan kelayakan finansial juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit dan persyaratan lainnya yang diperlukan hingga dapat menunjang keberhasilan kegiatan bersama. Dalam pelaksanaannya, Bank harus dapat mengtur cara pembudidaya plasma mencairkan kredit, mempergunakannya untuk keperluan operasional dan menetapkan tatacara membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman beserta bunganya.

Untuk itu, Bank dapat membuat perjanjian kerja sama dengan pihak perusahaan inti. Berdasarkan kesepakatan pihak Pembudidaya/Kelompok/Koperasi, perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan ikan/udang dari plasma sebanyak yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada Bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah disepakati pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh Pembudidaya Plasma dengan Bank/Pemerintah.

8. ASPEK TEKNIS
BUDIDAYA UDANG GALAH SKALA RUMAH TANGGA DI KOLAM SAWAH
8

SYARAT-SYARAT KOLAM SAWAH YANG BAIK
a. Lokasi
1. Kolam sawah dekat sumber air dan mudah mendapatkan air tawar yang bersih, bebas dari pencemaran limbah industri, obat-obatan pertanian dan lain-lain.
2. Fasilitas transportasi (jalan atau sungai) yang memadai untuk mempermudah pengangkutan sarana produksi (pakan, benur), hasil panen dan lain-lain
3. Lokasi Kolam sawah sebaiknya terhindar dari daerah: banjir, pengendapan lumpur, kelebihan air tawar pada waktu musim hujan.
b. Sumber air
1. Air tawar bebas/bersih dari bahan pencemaran dan perlu disaring/diendapkan sebelum dimasukan kedalam kolam sawah (menghindari masuknya jasad kompetitor dan predator).
2. Air tawar berasal dari sungai maupun air bawah tanah (pengeboran) yang bebas pencemaran.
c. Fasilitas, Peralatan dan Mesin
1. Tersedianya kolam sawah pemeliharaan yang bentuk dan luasnya disesuaikan, kolam cadangan air, pintu air pembuangan dan pemasukan yang terpisah dan memadai, peralatan uji kualitas air, gudang penyimpanan pakan, jaring dan lain-lain.
2. Sumber tenaga untuk penggerak air seperti pompa air, kincir air dan perlengkapan penunjang lainnya (Jika diperlukan sesuai padat penebaran).
3. Kapasitas sumber tenaga hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
9

d. Ukuran dan Dasar kolam sawah
1. Ukuran kolam sawah yang disesuaikan luas standar + 500 – 1.000 m2 per petak untuk memudahkan pemanenan, perawatan, penggantian air dan pengawasanya.
2. Dasar kolam/sawah yang baik terdiri dari kombinasi tanah lumpur dan pasir.
3. Udang galah mempunyai daerah produktif dibagian pinggir kolam dekat tanggul, sehingga makin panjang bentuk kolam, maka makin luas daerah produktifnya.

9. SISTEM PEMELIHARAAN
a. Tahap Persiapan
1. Perbaikan pematang, pembuatan kemalir dan perbaikan kemiringan kolam dari pintu pemasukan air kearah pintu pengeluaran air, pemasangan saringan pada pintu masuk untuk menghindari masuknya kotoran atau binatang pemangsa.
2. Pengeringan dan pengolahan tanah sangat dianjurkan. Apabila dalam pengeringan mengalami kesulitan, pemberian kapur tohor guna memperbaiki struktur tanah perlu dilakukan (dosis disesuaikan dengan pH tanah dan jenis tanah)
3. Pemberantasan hama dan penyakit dapat menggunakan Saponin, Brestan 60, Rotenon dan zat-zat pemberantasan lainnya yang dianjurkan.
4. Sesuai program Bupati Bondowoso Untuk meningkatkan produktivitas lahan dianjurkan menggunakan pupuk Botanik / bahan organik (kompos dan lain-lain) diperlukan guna merangsang
10

pertumbuhan jasad renik untuk makanan alami benur udang galah, penggunaan disesuaikan dengan daya dukung lahan:

a. Penggunaan pupuk:
• Pupuk kandang : 100 – 200 gr/m2
• Pupuk Urea : 5 – 10 gr/m2
• Pupuk TSP : 10 – 20 gr/m2
• Kapur Tohor : 100 – 200 gr/m2
b. Pemupukan susulan dilakukan setiap 1 – 2 Minggu sekali dengan dosis:
• Pupuk kandang : 25 - 50 gr/m2
• Pupuk Urea : 3 – 5 gr/m2
• Pupuk TSP : 5 - 10 gr/m2
c. Pengisian air secara bertahap untuk disesuaikan dengan tahap pertumbuhan udang (tahap pendederan: 30-60 cm, pembesaran: 1-1,5 m). Setelah kondisi warna air stabil benur dapat ditebarkan.
d. Pemberian rumpon/shelter sebagai tempat berlindung/ berpijak, berupa daun kelapa, dan nipah, ranting bambu/ bambu belah dll.
5. Penebaran Benur :
a. Pilih benur yang baik dan sehat (baik dari alami maupun panti pembenihan) dengan tanda sebagai berikut; gerakan lincah, warna coklat/hitam cerah, ukuran seragam (homogen) dan lain-lain.
b. Benur ditebarkan ketempat yang telah dipersiapkan misal kolam pendederan, ataupun langsung ke kolam pemeliharaan yang telah dibebas hamakan sebelumnya. Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar udang tidak mengalami stress.
11

6. Kepadatan Benur :
Kepadatan benur yang dianjurkan disesuaikan dengan tehnologi/pola usaha yang digunakan :
• Penebaran benur udang galah menurut pengalaman petani dilakukan penebaran dengan kepadatan untuk ukuran Juvenil: 10 - 20 ekor/m2 dan untuk Tokolan kepadatan 5 – 10 ekor/m2, mengingat tehnologi dan pola budidaya yang digunakan dikatagorikan masih sangat sederhana (tradisional).
• Untuk teknologi yang menggunakan pola tanam intensif, kepadatan benur yang ditebar berkisar 20 ekor/m2 ke atas, dan sangat tergantung dari daya dukung lahan, fasilitas/sarana/prasarana budidaya yang dimiliki serta kemampuan skil dan permodalan pembudidaya.
b. Pengendalian Kualitas Air
1. Kadar Garam (Salinitas)
• Kadar garam yang baik untuk pertumbuhan udang galah berkisar antara 0 - 5 ppt (diukur dengan salinometer atau refractometer).
2. Warna dan Kekeruhan Air
a. Warna air hijau dan coklat adalah warna plankton atau jasad renik makanan alami udang galah. Perubahan warna secara mendadak akibat lingkungan kurang baik segera deperiksa guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Kekeruhan akibat blomming plankton perlu dicegah dengan mempertahankan kejernihan sedalam 25-35 cm (diukur dengan Seichi Disk). Apabila kekeruhan lebihdangkal dari ketentuan diatas perlu ditambahkan air bersih bersamaan dengan pembuangan air.
12

3. Kandungan pH :
a. pH air yang baik sekitar 7,5- 8,5 yang diukur secara tetap
b. Apabila pH rendah perlu ditambahkan kapur, dan pH tinggi perlu penambahan air bersih baru (diukur dengan kertas lakmus atau pH pen).
4. Kandungan Oksigen :
a. Apabila kandungan Oksigen rendah; udang akan berenang kepermukaan air atau pinggir tambak. Apabila diganggu atau terkena bayangan orang, udang tersebut tidak segera masuk ke permukaan yang lebih dalam.
b. Kandungan oksigen yang baik minimum 4 ppm (diukur dengan DO meter).
c. Untuk menghindari hal-hal tersebut:
• Gunakan blower/kincir air dalam jumlah yang cukup
• Tambahkan air segar
• Jagalah warna dan kualitas air tetap stabil.
• Rubahlah jumlah makanan yang diberikan agar tidak terkumpul didasar
5. Temperatur air :
Temperatur air yang baik 25º – 30º C (diukur dengan termometer), apabila temperatur air turun sampai 18º C, maka udang akan kehilangan nafsu makan, dan apabila lebih dari 32º C dapat mengakibatkan kematian udang.

10. CIRI-CIRI PAKAN UDANG YANG BAIK
a. Pakan memiliki Kandungan gizi yang sempurna
• Pakan mengandung nutrisi yang lengkap dalam kadar yang seimbang, mudah dicerna dandiserap oleh tubuh udang dengan sangat cepat dan menghasilkan pertumbuhan yang cepat
13

b. Pakan memiliki daya tarik yang sempurna terhadap udang peliharaan.
• Ditinjau dari nafsu makan udang dan kebiasaan makan dapat membuat udang tumbuh dengan pesat dan sama besa
c. Pakan mampu menhasilkan kulit udang yang keras
• Pakan mengandung jumlah Kalcium yang mencukupi untuk memproduksi kulit yang keras dan tahan terhadap lingkungan luar, sehingga dapat mengakibatkan berat udang akan cepat naik
d. Pakan tidak mudah merusak kualitas air
• Pakan yang baik akan memiliki bentuk, ukuran, tidak cepat rusak/membusuk, sehingga kualitas air tetap terjamin, dan dasar kolam tetap dalam keadaan baik, merupakan dua hal yang penting untuk mencapai pertumbuhan udang berkualitas
e. Kualitas Pakan Stabil
• Pakan memiliki kandungan air sangat rendah, mudah untuk disimpan, tidak cepat
rusak/jamuran atau tidak mudah membusuk, sehingga kandungan nutrisi pakan tetap stabil.








14

11. CONTOH PEDOMAN PEMBERIAN PAKAN UNTUK 10.000 EKOR BENUR
PAKAN VOLUMEUmur PAK(Kg)
1 0,04 100 10.000 3 801 40 0,16 2,40 2,40
15 0,10 95 9.500 3 801 20 0,20 3,00 5,40
30 0,40 90 9.000 3 801+2 7 0,25 3,75 9,15
45 1,00 85 8.500 3 801+2 7 0,60 9,00 18,15
60 2,00 80 8.000 3 802 6 1,0 15,00 33,15
75 3,00 77,5 7.750 3 802 6 1,40 21,00 54,15
90 5,00 75 7.500 3 802 5 1,90 28,50 82,65
105 8,00 72,5 7.250 3 802 4,5 2,60 39,00 121,65
120 12,00 70 7.000 4 802 4 3,40 51,00 172,65
135 19,00 67,5 6.750 4 803 3,5 4,50 67,50 240,65
150 28,00 65 6.500 4 803 3 5,50 82,50 322,65
165 35,00 62,5 6.250 4 803 3 6,60 99,00 421,65
180 50,00 60 6.000 4 803 3 9,00 135,00 556,65

KETERANGAN:
• Pemeliharaan udang kolam sawah berkisar selama 4 - 6 bulan
• Total pakan yang diberikan disesuai dengan jumlah biota yang dipelihara, waktu pemeliharaan pagi, siang, sore dan malam dengan porsi pakan paling banyak pada malam hari.
• Berat udang rata-rata sesuai dengan waktu pemeliharaan diukur melalui sampling sekaligus berfungsi untuk menentukan prosentase pakan yang akan diberikan.
15

12. KONSTRUKSI KOLAM DAN PERLENGKAPANNYA
a. Penampang Kolam
Keterangan :
a. Pematang
c. Current
e. Permukaan air
b. Bambu berlubang sebagai Inlet sekaligus aerasi
d. Plataran
f. Paralon (Out let)
Bambu berlubang sebagai inlet berfungsi untuk membantu adanya difusi Oksigen dari udara (semakin banyak in let bambu oksigen yang dihasilkan semakin banyak, dan kemiringan pematang serta plataran berfungsi untuk memberikan kondisi optimum bagi udang saat terjadi molting. Untuk mempermudah pengeringan kemiringan kolam dari in let ke arah out let dibuat + 5 º, jika diperlukan didepan out let dibuatkan tempat penampungan udang saat pemanenan. Luas kolam untuk budidaya udang galah yang ideal berukuran antara 500 – 1.000 m2
b. Shellter
Shellter dibuat dari potongan bilah bambu utuh yang dibelah dua kemudian dirangkai seperti kere, disusun berjajar dan dipasang dengan menggunakan pancang, shellter berfungsi untuk berlindung bagi udang dan mengurangi terjadinya kanibal dengan harapan survival rate (SR)
akan tinggi. Menurut pengalaman semakin banyak shellter yang dipasang SR akan semakin tinggi.

16

13. RAB PENGEMBANGAN USAHA BUIDAYA UDANG GALAH
a. Investasi :
a. Sewa lahan 1 Ha, 5 tahun
b. Konstruksi
c. Alat
d. Rumah Jaga 1 Unit 4 x 4 m2
e. MCK, 1 unit
f. Instalasi listrik
g. Peralatan masak, alat tidur
::::::
:
25.000.000
18.083.500
894.500
3.200.000
300.000
1.700.000
1.000.000
Sub Jumlah : 50.178.000
b. Biaya tetap pertahun : 16.711.200
c. Modal Kerja Operasional : 68.600.000
Total Biaya/tahun : 85.311.200
d. Analisa produksi kolam
• Total luas lahan budidaya 1 Ha (10.000 m2)
• Jumlah kolam 10 petak @ 1.000 m2
17

• Asumsi produktivitas kolam 0,15 – 0,19 Kg/m2
• Maka kapasitas produksi untuk 10 kolam sebesar 1,5 – 1,9 ton/siklus (3,4 ton/tahun) (Tradisional Plus)
e. Informasi harga udang galah konsumsi size 30 – 35, Rp.30.000 – 35.000 per kilo gram
(Bondowoso dan sekitarnya).

14. ASPEK TEKNIS
a. TEHNIK PEMBENIHAN UDANG GALAH SKALA RUMAH TANGGA
Sehubungan dengan telah disederhanakannya teknologi yang diterapkan pada pembenihan udang galah skala rumah tangga, maka sarana yang diperlukan juga disederhanakan terutama dalam hal kuantitas, fungsi dan input produksi.

1.1. Bak Pemeliharaan Larva
Bak pemeliharaan larva untuk pembenihan skala rumah tangga dapat dibuat dalam berbagai dimensi serta bahan utama seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Jenis Dan Dimensi Bak Pemeliharaan Larva
1. Dinding batu bata/batako, pasir, semen
( 2 x 1,1 x 1,2 ) m ( P x L x T )
(Kapasitas air 2 ton), bentuk dasar
setengah lingkaran dan oval dinding licin
Keterangan : P = Panjang ; L = Lebar; T = Tinggi
18

1.2. Sistem Pengairan
Sebuah pembenihan udang galah skala rumah tangga tidak memerlukan sistempengairan yang terlalu rumit karena yang diperlukan hanyalah pipa pengeluaran daridalam bak, pipa penguras air dan selang pensuplai air serta sebuah pompa portable kecil.
1.3.
Sistem Aerasi Bak pemeliharaan larva memerlukan aerasi sebagai sumber oksigen dan sumber penggerak massa air. Aerasi diperoleh melalui pemasangan aerator akuarium beberapa unit atau melalui blower mini.
Bila menggunakan blower mini maka bak pemeliharaan perlu dilengkapi dengan pipa penyalur udara (dari pipa PVC 1/2 inch) yang diberi lubang sesuai dengan diameter dan jumlah selang udara yang akan dipergunakan. Untuk mengatur agar pengeluaran udara sama besar juga diperlukan batu aerasi dan kran pengatur aerasi. Jumlah ideal titik aerasi dalam satu bak adalah 2,5 x luas bak dalam meter persegi permukaan air sehingga diperlukan minimal 6 – 8 buah batu aerasi seluas 2,2 meter persegi bak
pemeliharaan larva. Batu aerasi sebaiknya mencapai kedalaman sekitar 5 cm di atas dasar bak sehingga penyediaan oksigen akan lebih merata.

1.4. Alat-alat Penunjang
Dalam masa operasional pemeliharaan sejak penebaran nauplius udang galah hingga pemanenan post larva (PL) udang galah diperlukan ala-alat penunjang seperti yang diuraikan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Daftar Alat Penunjang Yang Diperlukan
No. Keperluan Alat Ukuran19

1. Pindah Larva Serok halus, Serok besar, Ember lebar,
20 micron, 0,5 mm # 20 liter
2. Saringan Air Kantong saring, Keranjang saring 10 micron 0,5 mm
3. Pemberian pakan: Larva dan PL
Saringan kelapa kecil, sedang, besar
4. Alat Penyimpan pakan Kulkas Portable
5. Penetasan Artemia Corong penetasan
Saringan atemia 15 liter 10 micron
6. Pengukuran suhu Termometer Celcius
7. Pengukuran salinitas Salino meter/Refractometer
8. Alat pensuplay air Pompa DAB 1 inch
9. Saluran air/udara Pipa PVC 1 inch
10. Suplay Oksigen Aerator Selang plastik Batu aerasi Pemberat timbal
Kran aerasi Mini 0,5 cm (“ D “)
11. Tutup bak Terpal Plastik Sesuai Bak
12. Pembersih Bak Spon , Sikat lantai
13. Pembersih kotoran Larva/suplay air Selang sipon/spiral
Ember plastik 0,5 inch 3/4 inch 1 inch 30 Liter
14. Pembuatan pakan Buatan Kompor Dandang/Soblok Baskom
Timbangan kue Sendok sayur Mixer/blander Gayung pakan
15. Treatmen air/ pengobatan Ember plastik Gayung plastik
Pipet ukur Timbangan Gelas ukur 15 liter 0,5 liter 1 - 10ml
Minimal 2 digit – 500 ml – 2000 ml
16. Pembangkit listrik PLN Genset 1300 watt 1000 watt
17. Packing larva Kantong Palstik Karet Tabung gas O2 25 x 30cm
20

18. Alat Penunjang Lainnya Transportasi
Komunikasi
Catatan : saringan yang berukuran dibawah 250 mikron biasanya menggunakan kain sablon
1.5. Bahan Penunjang
Dalam masa operasional pemeliharaan sejak penebaran nauplius udang galah hingga pemanenan post larva (PL) udang galah diperlukan ala-alat penunjang seperti yang diuraikan pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Daftar Alat Penunjang Yang Diperlukan
No. Jenis Bahan Keterangan Pemakaian
1. Larva Udang Galah 100 s/d 150 ekor/liter
2. Pakan:
a. Pakan buatan:
- Skim ,- Terigu, - Cumi-cumi - Telur ayam/bebek ,- Vitamin/mineral
b. Alami:
- Artemia, - Dapnia
Dibuat sesuai kebutuhan
5 s/d 40 ekor artemia per larva s/d PL atau 1,5 kaleng/bak/ siklus
Dikultur terlebih dahulu diberikan untuk PL
3. Obat-obatan:
a. Forazolidon
b. Prefuran
c. EDTA
d. Kaporit
e. Clorin
21

f. Natrium Tio Sulfat
g. Formalin
1 - 2 ppm (Untuk Bacteri)
1 - 2 ppm (Untuk Bacteri)
0,5 - 1 ppm (desinfectan /treatmen air)
5 - 150 ppm (desinfectan)
5 - 150 ppm (desinfectan)
Penetraliser Kaporit/Clorin digunakan 2/3 ppm dari
bahan terpakai (kaporit/clorin)
25 - 250 ppm (protozoa)
h. Malachite green
Media Kultur:
- Air tawar
- Air asin
- Air payau
< s =" S1." s =" Salinitas" s1 =" Salinitas" s2 =" Salinitas" v1 =" Volume" v2 =" Volume" n1 =" V2" v1 =" Volume" n1 =" Salinitas" v2 =" Volume" n2 =" Salinitas" misal =" V1" n1 =" V2" n2 =" 10" 30 =" V2" 6 =" V2" 6 =" 50" liter =" 10" 10 =" 40" liter =" 1" 4 =" air" m =" 24" bulan =" Rp." persiklus ="Rp." tahun =" Rp.10.900.000,00" siklus =" 2." siklus=" Rp.6.280..250" tahun ="Rp.6.280.250" siklus =" Rp." nauplius =" 125.000" siklus =" Rp.18.348.320" manfaat =" B/C" ratio =" ("> 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar