Kamis, 01 Oktober 2009

Apa itu Formalin ? Dan Apa Bahayanya ?

Lembaga Kesehatan Amerika Serikat menjelaskan formalin sebaagai "protoplasmic poison" suatu racun terhadap sel hidup yang menyusun seluruh tubuh (Rodale et.al. (1972) dalam Isma'il et.al. (2002)), meskipun dalam metabolisme tubuh formalin menjadi salah satu produk 
antara dalam proses oksidasi asetat menjadi CO2 (Stryer (1987) dalam Isma'il et.al. (2002)). 

Selanjutnya WHO/FAO tidak memasukkan formalin sebagai salah satu daftar bahan tambahan makanan (FAO/WHO (1983) dalam Isma'¡l et.al. (2002)) bahkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 722 Tahun 1988, pemerintah RI (Anonim (1988) dalam Isma¡Çil et.al. 
(2002) memasukkan formalin menjadi salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan. 

Secara prinsip formalin, yang biasanya digunakansebagai bahan pengawet mayat (Forum Keadilan, Maret 2003), dapat bereaksi dengan asam amino yang menyebabkan protein terdenaturasi (Isma'il et.al. (2002)). Dengan prinsip dasar tersebut, Noegrahati (1980, dalam Isma'il et.al. (2002)) menjelaskan bahwa formalin bereaksi cepat dengan lapisan lendir saluran 

pernapasan dan saluran pencernaan. Uap formalin secara langsung dapat mengakibatkan iritasi mata, hidung dan saluran pernapasan. Dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kejang-kejang pada pangkal tenggorokan. Pearson¡Çs (1981, dalam Isma'il et.al. (2002)) menyatakan pemakaian formalin dalam makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala-gejala sebagai berikut : sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar