Kamis, 10 Juli 2014

Keangkuhan Tentang Formalin !

SEDIKIT PENGETAHUAN APA ITU FORMALIN DAN BAHAYANYA

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan
banyak digunakan dalam industri.

*Nama lain formalin :* - Formol - Methylene aldehyde - Paraforin
- Morbicid - Oxomethane - Polyoxymethylene glycols
- Methanal - Formoform - Superlysoform
- Formic aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene
- Methyl oxide - Karsan - Trioxane
- Oxymethylene - Methylene glycol

*Penggunaan formalin *
* Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian
* Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain
* Bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
* Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatindan kertas
* Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
* Bahan pembuatan produk parfum
* Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
* Pencegah korosi untuk sumur minyak
* Bahan untuk insulasi busa
* Bahan perekat untuk produk kayu lapis (/plywood/)
* Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1>pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga,cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.

*Bahaya bila terpapar oleh formalin*
*Bahaya utama*
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.


*Bahaya jangka pendek (akut)*
*1. Bila terhirup*
* Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
* Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
* Tanda-tada lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan,
sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
* Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

*2. Bila terkena kulit*
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit
menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

*3. Bila terkena mata*

*Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi
mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur
dan mengeluarkan air mata.
* Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat
menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada
lensa mata.

*4. Bila tertelan *
* Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar,
sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan ,
sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah),
kejang, tidak sadar hingga koma.
* Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

*Bahaya jangka panjang (kronis)*
*1. Bila terhirup*
Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput
lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru.
* Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang.
* Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan
* Kanker pada hidung, ronggga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.

*2. Bila terkena kulit*
Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta
memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada
kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.

*3. Bila terkena mata*
Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang
selaput mata.

*4. Bila tertelan*
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan,
muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan,
penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.

*Tindakan Pencegahan:*
*1. Terhirup* *
Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat
pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat
mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut.
* Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang
tahan ledakan.

*2. Terkena mata*
* Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap
percikan.
* Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna
apabila terjadi keadaan darurat.

*3. Terkena kulit*
* Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
* Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.

*4. Tertelan*
Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja. Cuci tangan sebelum makan.

*Tindakan pertolongan pertama*
*1. Bila terhirup*
Jika aman memasuki daerah paparan, pindahkan penderita ke tempat yang
aman. Bila perlu, gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk
melakukan pernafasan buatan. Segera hubungi dokter.

*2. Bila terkena kulit*
Lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena formalin. Cuci kulit
selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak
dan dipastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian
yang terbakar, lindungi luka dengan pakaian yag kering, steril dan
longgar. Bila perlu, segera hubungi dokter.

*3. Bila terkena mata*
Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata
dikedip-kedipkan. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri
mata dengan larutan dengan larutan garam dapur 0,9 persen (seujung
sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara
terus-menerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit. Segera bawa
ke dokter.

*4. Bila tertelan*
Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa ke rumah sakit.
*Cara penyimpanan formalin :*
* Jangan disimpan di lingkungan bertemperatur di bawah 15 0C.
* Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium
murni, polietilen atau poliester yang dilapisi fiberglass.
* Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga, nikel
atau campuran seng dengan permukaan yang tidak dilindungi/dilapisi.
* Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan berada
di atas 60 derajat Celsius.
Sumber: Republika

Tanpa ada isu formalin sudah dikonsumsi manusia
Jadi sebenarnya tanpa ada isu formalin digunakan sebagai bahan pengawet, kita sudah mengkonsumsi formalin setiap hari, batas normal tubuh dapat menetralisir formalin dalam tubuh melalui konsumsi makanan adalah 1,5 sampai 14 mg setiap harinya. Formalin dalam tubuh diubah menjadi asam format dan dikeluarkan dalam bentuk CO2 dan H2O melalui urine.

Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. “Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar.” Kata Bambang, polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. “Begitupula dari asap rokok,” tandasnya. Bahkan, air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya mengandung formalin.


Bambang menegaskan, akumulasi formalin yang tinggi di dalam tubuh akan menyebabkan berbagai keluhan, misalnya iritasi lambung dan kulit, muntah, diare, serta alergi. “Bahkan bisa menyebabkan kanker, karena formalin bersifat karsinogenik.”

Khusus mengenai sifatnya yang karsinogenik, Bambang mengingatkan, formalin termasuk ke dalam karsinogenik golongan IIA. “Golongan I adalah yang sudah pasti menyebabkan kanker, berdasarkan uji lengkap. Sedangkan golongan IIA baru taraf diduga, karena data hasil uji pada manusia masih kurang lengkap.”

Bambang menekankan, dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. “Itu sebabnya formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah.” Tetapi, Bambang mengingatkan, imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. “Jika imunitas tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan,” cetusnya.

Bagaimana Menyikapinya?
1. Tenang
Meskipun harus waspada, hendaknya jangan lantas menjadi paranoid, alias curigaan. Itu namanya paranoid. Yang penting, menurutnya, konsumen harus jeli dengan memperhatikan kualitas barang serta harganya.

2. Dingin
Jika tidak yakin akan kualitas produk melamin yang Anda punya, sebaiknya jangan gunakan piranti makan tersebut untuk makanan serta minuman panas. “Untuk makanan dingin, sih, aman-aman saja, karena formalin yang sudah membentuk polimer sulit untuk terurai. Kalaupun terurai, pasti tidak 100 persen,” papar Bambang.

3. Cermat
Dalam mengonsumsi bahan makanan, pilihlah yang tidak mengandung formalin. “Kalau tahu tahan sampai berhari-hari, diduga keras mengandung formalin,” ujar Bambang. Menurut situs WHO (lembaga PBB yang khusus menangani kesehatan), sebetulnya, makanan yang mengandung formalin memiliki bau yang khas, sehingga bisa dideteksi oleh orang awam sekalipun.

4. Pengawet LainSebisanya, hindari penggunaan formalin sebagai bahan pengawet. “Jika bisa diganti dengan pengawet lain, itu lebih baik,” saran Bambang.

Sumber : Netverum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar